28 Desember 2007

Operator.. operator...

Sore ini sepulang kerja, sambil makan kuaci, aku lihat sebuah iklan di koran, iklan sebuah operator jaringan seluler. Lumayan dibuat takjub sekaligus miris. Takjub karena betapa berani suatu produk diiklankan dengan cara begitu. Miris karena terlihat persaingan tidak sehat antara operator-operator seluler di negeri ini.

Begini cuplikan iklannya. "Kalo ada yang nawarin tarif murah, liat dulu menit pertamanya. 1 menit pertama GSM 1500 (simpati), 1500 (indosat), 600 (bebas) -- tanpa menyebut merek tapi dengan simbol warna." Lalu ditutup dengan tulisan "JANGAN TERKECOH, GSM MAHAL BERLAGAK MURAH! JAUH LEBIH UNTUNG PAKE ****!

Weleh-weleh... bener-bener dah operator yang satu ini... mad

See from different side...

Melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ya, seperti itulah biasanya seharusnya seseorang pengusaha melihat.

Biasanya pada masa-masa awal seseorang yang ingin mencoba berusaha/wiraswasta, mereka dituntut untuk mempunyai pandangan seperti itu. Pandangan yang berbeda dari kebanyakan orang. Rasa penolakan atau ketidaksetujuan dari saudara atau teman dekatlah yang kadang membuat seseorang takut untuk mencoba mencari rezeki dari jalan ini. Tak ayal, hal inilah yang membuat pengusaha-pengusaha pendatang akhirnya berhenti di tengah jalan sebelum mendapatkan hasil yang nyata, yang bisa ia rasakan.

Ingat kisah seseorang yang mencoba menjual air minum dikemas di dalam botol beling beberapa tahun yang lalu? Dicemooh! Dimana pada saat itu air minum (air putih) tidak ada harganya sama sekali. Dimana kita tinggal di Indonesia, disitu kita dapat memperoleh air dengan mudah---untuk minum toh tinggal memasaknya saja. Namun apa yang terjadi sekarang ternyata berbeda dengan zaman dahulu. Di kota, orang sulit sekali mendapatkan air bersih, apalagi untuk minum. Air tanah sudah mulai tercemar oleh limbah yang meresap ke dalam air. Air sungai sudah tidak layak lagi diambil airnya untuk minum, bahkan untuk mandi pun kulit bisa gatal-gatal. Untuk minum akhirnya mereka membeli air bersih, atau jika tidak mau repot akhirnya mereka membeli air minum dalam kemasan; entah itu dalam kemasan botol kaca, botol plastik kecil, atau botol galon. Tentu saja kondisi ini akhirnya membuktikan bahwa si penjual air dalam kemasan yang merintis usahanya bertahun-tahun yang lalu itu ternyata benar. Benar bahwa usaha yang dijalaninya memang dibutuhkan orang banyak, benar bahwa usaha ini memang menuai sukses. Pengusaha itulah yang mendirikan Aqua, perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia.

Jadi, be different and success or just waiting...

27 Desember 2007

Paket Perdana

Hi..hi... Posting pertama.
Nulis apa ya!?

Yah pokoke belajar nulis